Sabtu, 10 November 2012

SUNGAI ASAHAN, SUMATERA UTARA


Aspek  Morfologi

 


Sungai Asahan berada di provinsi Sumatera Utara. Sungai Asahan menpunyai hulu di Danau Toba sebagai pusat utamanya. Panjang Sungai Asahan = 147 km, dengan enam anak sungai utama dan masih banyak lagi aliran yang dilalui oleh anak sungai hingga mencapai ke pemukiman masyarakat yang ada di kota maupun di perkampungan . Luas Sungai Asahan mencapai 3.741 km2. Danau toba sebagai hulu dan mengalir hingga sampai ke teluk Nibung selat malaka. Rata- rata curah hujan yang ada di sungai asahan berkisar 2.112 mm per tahun. Kota utama yang di lalui oleh Sungai Asahan adalah Parapat, Porsea, Balige, Kisaran dan  Tanjung balai.    Ketinggian tertinggi adalah gunung dolok sibutan dengan tinggi 2.457 mdpl sedangkan yang terendah ada di tanjung jumpul dengan tinggi 0 mdpl.
 Sungai Asahan memiliki hutan tropis, Hutan ini  masih dilindungi oleh pemerintah, satwa yang ada di sana pun beraneka ragam seperti hewan invertebrata dan hewan vertebrata. Hutan  terlihat jelas masih belum di jama oleh manusia dan masih tampak jelas keindahan yang ada di sana. Hutan ini merupakan tempat berlindung dan berkembangbiaknya makhluk hidup yang ada di sungai hutan tersebut. Makhluk hidup yang ada akan melakukan kompetisi untuk mempertahankan hidup di wilayah hutan tropis. Hutan yang berada masih jauh dari pemukiman penduduk masih kelihatan keindahannya dan dapat dikatakan hutan tersebut adalah hutan tropis  yang sangat subur dan indah.  Tetapi sungai yang sudah mendekati pemukiman masyarakat tidak mempunyai hutan seindah di hulu sungai. Di daerah pemukiman akan terjadi penebangan hutan  dan pembuatan lahan baru sehingga masyarakat memperoleh rumah yang layak dan lahan pertanian untuk kelangsungan hidup masyarakat setempat. Hutan yang ada  di sekitar sungai mempunyai  nutrisi sangat banyak dan dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan yang ada disana. Dengan hutan yang begitu subur dapat diperkirakan bahwa curah hujan, iklim dan suhu  sangat mempengaruhi kelestarian hutan tersebut.
Daerah aliran sungai berliku, bergelombang, curam, dan diapit oleh tebing-tebing terjal  dari hulu ke hilir, sehingga masyarakat lokal maupun masyarakat domestik  suka berpetualang di aliran air sungai tersebut. Pegunungan  di areal sungai banyak yang terjal dan curam, dari daerah dataran tinggi ke dataran rendah. Selain untuk arus jeram yang di sukai masyarakat banyak, masyarakat juga mencari ikan di sekitar sungai untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari atau untuk mereka jual. Sungai yang berarus jeram sangat deras ini, berwarna kecoklatan karena sungai mengalami erosi yang  lama - lama mengakibatkan kikisan yang menjadi dalam dan membawa lumpur dan pasir ke hilir. Maka, dengan tidak sengaja  terjadilah penimbunan tanah dan pasir di daerah hilir sungai. Tumbuhan yang hidup di pinggir sungai adalah tumbuhan yang tahan dengan air, kebanyakan tumbuhan yang menjalar.   
Secara umum, bebatuan yang ada di sekitar pantai berukuran besar sehingga  aliran air bergerak cepat melalui batu – batu yang ada. Batu yang ada di sungai letaknya ada yang di pinggir sungai dan ada yang ditengah. Aliran sungai  yang menantang itu di sebabkan oleh batuan yang ada di sungai tersebut, batuan yang ada di sungai diakibatkan oleh erosi yang terjadi secara alami oleh sungai ataupun oleh adanya tanah longsor yang ada di sekitar sungai. Sungai yang berukuran sempit lama kelamaan akan menjadi sungai yang lebar.
Aspek  Kimiawi 


Sungai Asahan mengalir melalui pintu bendungan Sigura-gura menyusuri daerah hilir. Bendungan digunakan sebagai  Pembangkit Tenaga Listrik untuk  masyarakat yang ada di sekitar sungai maupun di perkotaan. Suhu pada sungai asahan yang ada di hulu berbeda dengan suhu  sungai di tengah hulu dan hilir begitu juga suhu di hilir berbeda karena intensitas cahaya yang banyak ataupun yang sedikit diterima oleh aliran sungai asahan. Adanya tumbuhan yang berfotosintesis. Tingkat penetrasi cahaya yang tergantung kepada kedalaman dan kekeruhan air. Tingkat kederasan aliran air dapat menguraikan limbah dalam air seperti sampah, ganggang mati, atau limbah industri. Pencemaran yang ada di sungai asahan terjadi karena adanya pembuangan limbah dari PLTA melalui Bendungan Sigura-gura, Perusahaan- perusahan yang dekat dengan sungai ataupun limbah Rumah tangga yang di buang sembarangan ke sungai asahan. Jika diamati, dari hulu sungai asahan, pH ada yang normal dan ada yang tidak normal karena tumbuhan yang ada di sepanjang aliran sungai sangat subur dan ada juga yang kurang subur. Aliran sungai membawa limbah organik dan anorganik ke hilir sehingga hilir akan menampung semua limbah dari hulu, akan mengakibatkan menumpukan dan mengalami obesitas  pada sungai yang ada di hilir. pH adalah ukuran derajat keasaman atau kebasaan zat cair atau larutan. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di air tidak terganggu.
Kebasaan air merupakan suatu kapasitas air untuk dapat menetralkan asam. Hal ini disebabkan adanya asam atau garam basa yang terdapat dalam air, misalnya NaOH dan Ca (OH) 2. Garam basa yang sering dijumpai adalah karbonat logam- logam natrium, kalsium, magnesium, dan sebagainya. Kebasaan yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang tinggi.   Keasaman yang tinggi belum tentu pH-nya rendah. Suatu asam emah dapat mempunyai keasaman yang tinggi, artinya mempunyai potensi untuk melepaskan hidrogen yang besar, contohnya asam karbonat, asam asetat, dan asam organik lainnya. Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium dan kalsium. Kesadaran tidaklah menguntungkan karena menurunkan tegangan permukaan air. Air yang dianggap bermutu tinggi mempunyai kesadahan yang rendah. Kalsium atau magnesium dapat bereaksi dalam air sadah dengan sabun sehingga sabun tidak memberi busa. Kesadahan karena asam hidrogen karbonat (H2CO3) dinamakan kesadahan karbonat atau kesadahan sementara karena kesadahan dapat hilang karena dipanaskan. Kesadahan karena garam sulfat atau klorida disebut kesadahan tetap atau permanen. Kesadahan yang tinggi belum tentu disebabkan limbah industri, mungkin karena susunan geologi tanah di sekitar sungai asahan.
Aspek Biologi

Aspek  biologis pada sungai sangat  penting  untuk  mengetahui  keberadaan mikro-organisme yang terdapat dalam air.  Pada  sungai yang mengalir deras akan mengalami kekurangan mikro-organisme sedangkan pada sungai yang ada di hilir aliran sungainya cukup tenang sehingga zooplankton, phytoplankton dan  bakterioplankton dapat berkembangbiak dan berfotosintesis. Zooplankton di sungai asahan tergolong dalam jumlah banyak karena variasi ikan yang ada di hilir sungai asahan. Dapat dilihat dari aktifitas masyarakat yang ada di sana kebanyakan nelayan. Zooplankton merupakan sumber makanan untuk ikan yang berukuran kecil maupun yang besar. Di sungai asahan mempunyai phytoplankton yang dapat membantu ekosistem air yang seimbang. Fotosintesis phytoplankton sangat diperlukan oleh makhluk hidup dan di perairan sungai asahan inipun terlihat jelas bahwa adanya phytoplankton yang berkembangbiak. Bakterioplankton pun ada, sehingga dapat mengurai makhluk hidup yang sudah mati, daun dan ranting yang kering serta semua yang mengalami kematian.
Penggunaan

Kegunaan Sungai Asahan yang sangat terkenal adalah arung jeram, berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau, yang menjadi muara sungai. Tingkat kesulitan yang ada di sepanjang sungai pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga paling berbahaya dan menakutkan yang dikelompokkan menjadi 4 bagian. Untuk tingkat kesulitan yang ringan berada pada daerah dua atau setelah hulu sungai dan daerah empat  atau hilir sungai. Sementara untuk tingkat kesulitan yang berbahaya dan ekstrim justru berada pada daerah hulu atau bagian pertama dan pada daerah tiga atau sebelum daerah hilir sungai.

       Sebagai tempat wisata, masyarakat yang datang ke sungai asahan tidak akan lupa untuk mandi dan bersantai karena udara yang sangat sejuk dan pepohonan yang rindang masih dapat di nikmati dan disaksikan setiap pengunjung. Tempat berpetualang sangat cocok  di  perairan sungai ini.
       Pemerintah Kabupaten Asahan menggunakan sungai ini sebagai PLTA untuk membantu penerangan di wilayah tersebut.
       Sungai asahan juga di manfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, misalnya mencuci, mandi, irigasi pertanian  dan ada juga untuk para nelayan. Nelayan mencari ikan di hilir sungai untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
       Sebagai alat transportasi para nelayan dan juga kapal-kapal besar yang melewati sungai tersebut. Kegunaan sungai sangatlah banyak dan beragam sesuai dengan masyarakat yang mengelolah ataupun pemerintah yang memanfaatkan sungai sebagai pemasukan daerah, maka dapat dikatakan daerah yang otonom dan mandiri. Dari pihak Pemerintah dan masyarakat sekitar sungai Asahan di harapkan untuk menjaga kelestarian sungai agar dapat dinikmati dan dirasakan semua masyarakat lokal maupun non lokal.
Prediksi kondisi 10 – 20 tahun yang akan datang
Menurut saya, kondisi yang akan dialami oleh Sungai Asahan 10 - 20 tahun yang akan datang, Sungai akan mengalami pelebaran sungai di akibatkan oleh derasnya arus sehingga hutan tidak normal lagi seperti yang masih terlihat sampai sekarang. Curah hujan yang meningkatpun akan mengakibatkan erosi yang memperlebar sungai. Hutan pun akan mengalami kerusakan yang hebat sehingga satwa yang ada di hutan mencari tempat yang sesuai untuk di huni. Arus sungai yang deras akan membawa sedimen-sedimen batu, tanah, pasir, daun, dan ranting yang ada di hulu sampai ke hilir, jika semua terbawa akan mengalami penumpukan, aliran sungai pun akan mencari aliran yang baru lagi. Organisme yang ada di sungai akan berkurang dan tidak ada variasi lagi. Pendapatan masyarakat dari hasil penangkapan ikan pun berkurang, masyarakat akan mengalami perekonomian yang menurun.  PT TPL (Toba Pulp Lestari) ini menggunakan bahan kimia While Liquid untuk memasak kayu. Sedangkan untuk proses pemutihan kayu yang sudah direbusi, PT TPL menggunakan bahan kimia jenis CLO2, Caustic dan Hydrogen Peroxids untuk proses tahap pemutihan selanjutnya. Industri ini kemungkinan menbuang limbah pabrik ke sungai dapat mengakibatkan kualitas air yang di gunakan masyarakat tidak sehat lagi dan pencemarannya sangat tinggi.
Sungai Asahan yang sekarang masih terlihat menawan, indah dan terawat dapat diperkirakan akan mengalami kerusakan yang hebat untuk 10 -20 tahun yang akan datang. Sampah organik dan anorganik bila tidak dibersihkan akan mengalami penimbunan yang cepat. Sungai Asahan  memiliki muara akan mengalami timbunan  tanah, lumpur, sampah organik dan anorganik dan sedimen – sedimen bebatuan yang terbawa dari hulu.
Sungai Asahan dapat diprediksikan seperti gambar di atas ini. Sebagai masyarakat yang peduli tentang lingkungan mari kita sama - sama untuk menjadikan lingkungan kita bersih dan sehat dengan melestarikan lingkungan hidup yang kita miliki sekarang.







Sumber  Pustaka




3 komentar: